
Menghidupkan Malam dengan Shalat Qiyam: Dua-dua atau Empat-empat?
Pendahuluan
Shalat malam merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW menyebut shalat malam sebagai amalan yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah, menghapus dosa, dan mengangkat derajat di sisi-Nya. Namun, di tengah pelaksanaannya, terdapat berbagai pandangan tentang tata cara shalat malam, khususnya shalat tarawih, baik dilakukan dua rakaat-dua rakaat (tsulatsan-tsulatsan) maupun empat rakaat-empat rakaat (arba’an-arba’an). Kajian ini akan membahas kedua pandangan tersebut dengan dalil-dalil yang mendasarinya.
Makna Shalat Malam
Shalat malam dikenal dengan berbagai istilah seperti qiyamullail, qiyam Ramadhan (saat Ramadan), tahajud, dan tarawih. Semua istilah ini mengacu pada ibadah sunnah yang dilakukan setelah shalat Isya hingga sebelum Subuh, dengan tata cara yang bervariasi sesuai dengan pendapat ulama.
Pembahasan
1. Dalil Shalat Malam Dua-dua Rakaat
Dalil yang paling banyak disepakati adalah hadis Rasulullah SAW:
"Shalat malam itu dua-dua rakaat, jika salah seorang dari kalian khawatir waktu Subuh, maka kerjakanlah satu rakaat untuk witirnya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa tata cara utama yang dilakukan Rasulullah adalah shalat malam dengan format dua rakaat-dua rakaat. Pola ini dipahami sebagai bentuk kemudahan agar umat Islam dapat melaksanakan shalat dengan khusyuk tanpa beban.
2. Dalil Shalat Malam Empat-empat Rakaat
Ada pula riwayat dari Aisyah RA yang menyebutkan:
"Rasulullah SAW melaksanakan shalat malam sebanyak empat rakaat. Jangan ditanyakan tentang bagusnya dan panjangnya, kemudian beliau mengerjakan lagi empat rakaat."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagian ulama, terutama dari Mazhab Hanafi, memahami bahwa hadis ini menunjukkan kebolehan melaksanakan shalat malam dengan format empat rakaat sekaligus. Namun, pendapat ini dipahami sebagai alternatif yang tidak keluar dari keutamaan dua-dua rakaat.
3. Pendapat Ulama dan Mazhab
- Mazhab Hanafi: Membolehkan shalat malam empat rakaat sekaligus tanpa salam di antara setiap dua rakaat.
- Mazhab Syafi'i dan Hambali: Menekankan bahwa shalat malam dilakukan dua rakaat-dua rakaat, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis umum.
- Muhammadiyah: Dalam fatwa Tarjih Muhammadiyah, pelaksanaan shalat malam dapat dilakukan dua-dua atau empat-empat rakaat sesuai dengan kemampuan dan kenyamanan.
Hikmah Perbedaan Pandangan
Perbedaan pandangan dalam tata cara shalat malam mencerminkan keluasan rahmat Islam yang memberikan fleksibilitas dalam beribadah. Baik dua-dua maupun empat-empat, inti dari shalat malam adalah menghidupkan malam dengan ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kesimpulan dan Saran
- Keutamaan Dua-dua Rakaat
- Berdasarkan mayoritas dalil, format dua-dua rakaat lebih dianjurkan karena sesuai dengan sunnah Nabi SAW yang lebih umum.
- Kebolehan Empat-empat Rakaat
- Ulama yang membolehkan shalat empat-empat rakaat menyarankan agar dilakukan dengan khusyuk dan memperhatikan adab shalat malam.
- Prinsip Dasar
- Apa pun formatnya, yang paling penting adalah menjaga konsistensi dalam melaksanakan shalat malam, terutama di bulan Ramadan.
Saran Praktis:
- Lakukan shalat malam sesuai kemampuan, dengan niat yang ikhlas.
- Jika memungkinkan, sertakan witir sebagai penutup shalat malam.
- Jangan jadikan perbedaan tata cara ini sebagai bahan perpecahan, melainkan sebagai bentuk keberagaman ijtihad ulama.
Penutup
Semoga pembahasan ini dapat memberikan pencerahan dan menambah semangat kita untuk terus melaksanakan shalat malam, terutama di bulan suci Ramadan. Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita hamba yang lebih dekat dengan-Nya. Aamiin.
(HARMEN L.C )
0 Komentar