
PWM Sumbar Konsolidasi dan Pengajian Bersama di Bukittinggi
Bukittinggi, 17 Juni 2025 — Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat menggelar kegiatan pengajian khusus yang dikemas dalam rangka konsolidasi bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Sumatera Barat. Kegiatan ini berlangsung di Pandopo Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi pada Selasa sore, 17 Juni 2025.
Acara dimulai pada pukul 16.00 WIB dengan dua agenda utama: pembahasan tertib administrasi dan organisasi, serta penguatan cabang dan ranting unggul. Kegiatan ini diikuti oleh lima PDM, yakni PDM Lima Puluh Kota, Payakumbuh, Agam, Bukittinggi, dan Pasaman, beserta jajaran cabang dan ranting PDM Bukittinggi. Penyampaian materi utama disampaikan oleh Sekretaris PWM Sumbar, Apris, dan kegiatan sesi sore ini berakhir pada pukul 18.00 WIB.
Malam harinya, acara dilanjutkan dalam suasana formal dengan penyambutan Prof. Dr. Din Syamsuddin, M.A. sebagai narasumber utama dalam Pengkajian Khusus Muhammadiyah. Acara ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Muhammadiyah, kemudian dilanjutkan dengan ucapan selamat datang oleh Wali Kota Bukittinggi, H. Ramlan Nurmantias, S.H., yang sekaligus menjamu rombongan dengan makan malam bersama.
Dalam sambutannya, Wali Kota Bukittinggi menyampaikan wacana dan aspirasi menjadikan Bukittinggi sebagai daerah istimewa di Indonesia. Ia juga menegaskan komitmen untuk menjadikan kota ini sebagai kota yang nyaman dan indah di Sumatera Barat, serta tempat yang layak bagi pertumbuhan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Ketua PWM Sumatera Barat, Bakhtiar, yang menyebut Sumatera Barat sebagai daerah dengan potensi keagamaan yang kuat serta masyarakat yang memiliki kecenderungan tinggi dalam berorganisasi sesuai kultur lokal. “Kultur dan keberagaman menjadi kekuatan Muhammadiyah di Sumatera Barat,” ujarnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pengkajian bersama Prof. Dr. Din Syamsuddin, M.A., yang dalam paparannya menyambut baik aspirasi yang disampaikan oleh Wali Kota Bukittinggi. Ia menekankan pentingnya sejarah dan legitimasi kebudayaan dalam pembentukan daerah istimewa. "Inisiatif ini perlu didukung oleh narasi sejarah yang kuat dan gerakan masyarakat yang konsisten," ujar beliau.
Lebih lanjut, Prof. Din menyampaikan bahwa Muhammadiyah Sumatera Barat memerlukan kehadiran para ulama pemikir dan penggerak untuk membentuk peradaban Islam yang maju dan unggul di masa depan. Ia juga mengapresiasi peran aktif para tokoh Muhammadiyah di daerah dalam memperkuat basis keumatan dan dakwah berkemajuan.
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara PWM, PDM, cabang-ranting, serta pemerintah daerah dalam memajukan peran Muhammadiyah dan membangun Sumatera Barat yang berdaya dan bermartabat.
0 Komentar