
Spirit Kebangsaan dalam Pengajian Bulanan
Bukittinggi, Ahad 3 Agustus 2025 – Dalam rangka mempererat ukhuwah Islamiyah dan memperkuat gerakan dakwah di tengah masyarakat, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Bukittinggi kembali menggelar Pengajian Bulanan yang telah menjadi agenda rutin dan strategis bagi seluruh unsur gerakan. Bertempat di Masjid Baitul Jalal Muhammadiyah Bukittinggi, kegiatan ini berlangsung khidmat, hangat, dan penuh semangat pembaruan.
Dengan mengangkat tema besar: "Meneladani Kader-Kader Muhammadiyah dalam Membangun Indonesia", pengajian ini tidak hanya menghadirkan ceramah keagamaan biasa, melainkan juga menjadi wadah penguatan ideologis dan konsolidasi nilai-nilai perjuangan Muhammadiyah dalam konteks kebangsaan. Tema ini dirasa sangat relevan dengan situasi bangsa saat ini yang membutuhkan kader-kader yang mampu mengisi ruang publik dengan integritas, keikhlasan, dan kompetensi.
Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh sentral gerakan Muhammadiyah dan Aisyiyah Bukittinggi, mulai dari unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Kota Bukittinggi, para pengelola Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di berbagai tingkatan, hingga perwakilan dari seluruh Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah seperti Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, IPM, Tapak Suci, dan Hizbul Wathan.
Kehadiran lengkap dan solid dari berbagai unsur ini menunjukkan bahwa semangat berjamaah dalam dakwah dan amal usaha tetap menjadi kekuatan utama gerakan Muhammadiyah dan Aisyiyah, sekaligus memperlihatkan kesadaran kolektif bahwa perjuangan membangun bangsa harus dimulai dari sinergi dan keteladanan internal.
Acara diawali dengan sambutan hangat dari Dr. Rusyaida, M.A., Ketua PDA Bukittinggi, yang menekankan pentingnya peran perempuan dalam membangun keluarga, masyarakat, dan bangsa melalui jalur dakwah dan pendidikan. Dalam sambutannya, beliau mengajak seluruh kader Aisyiyah untuk terus menjaga semangat keikhlasan dalam beramal, serta beradaptasi dengan dinamika zaman agar tetap relevan dan berdampak.
Selanjutnya, sambutan kedua disampaikan oleh H. Gafnel, S.Hi., M.H., Ketua PDM Bukittinggi. Dalam pidatonya yang penuh semangat, beliau menggambarkan perjalanan panjang kader Muhammadiyah dalam mengisi ruang-ruang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Beliau juga mengingatkan agar setiap kader hari ini tidak sekadar menjadi pewaris nama besar Muhammadiyah, namun juga menjadi pelanjut semangat juang para pendahulu.
"Kita tidak boleh berhenti pada nostalgia masa lalu. Kader Muhammadiyah hari ini harus mampu menjawab tantangan zaman dengan karya, inovasi, dan pelayanan nyata kepada masyarakat," tegasnya.
Sebagai puncak acara, tausiah utama disampaikan oleh Buya Hamidi Labai Sati, seorang ulama kharismatik yang telah lama dikenal sebagai pembina rohani dan penggerak dakwah Muhammadiyah di Sumatera Barat. Dalam ceramahnya yang penuh hikmah, beliau menekankan bahwa kader Muhammadiyah harus terus menghidupkan tiga nilai utama: keikhlasan, keberanian, dan keteladanan.
Buya Hamidi memaparkan kisah-kisah tokoh Muhammadiyah yang telah memberikan kontribusi besar terhadap bangsa, seperti KH. Ahmad Dahlan, Buya Syafii Maarif, dan tokoh-tokoh lokal yang telah mewakafkan hidupnya untuk pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial.
"Kita ini pewaris gerakan yang tidak hanya membangun masjid, tapi juga membangun manusia. Yang tidak hanya berdakwah dari mimbar, tapi juga turun ke sawah, ke sekolah, ke panti, dan ke pasar. Inilah dakwah Muhammadiyah sejati," ujar Buya dengan suara lantang dan menggetarkan hati para jamaah.
Ia juga menyerukan kepada generasi muda Muhammadiyah untuk tidak takut tampil di ruang publik, tidak lelah melayani umat, dan tidak ragu menyuarakan kebenaran.
Pengajian ini bukan hanya menjadi ajang silaturrahmi dan pemantapan nilai keagamaan, tetapi juga momentum reflektif bagi seluruh komponen Muhammadiyah dan Aisyiyah Bukittinggi untuk memperkuat identitas gerakan, memperluas jangkauan dakwah, dan merancang strategi pengabdian dalam konteks kebangsaan yang lebih luas.
Suasana hangat dan penuh kekeluargaan terlihat sejak awal hingga akhir acara. Jamaah dari berbagai usia, mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pelaku usaha, ibu rumah tangga, hingga lansia tampak antusias mengikuti setiap rangkaian kegiatan dengan khidmat.
Acara ditutup dengan sesi ramah tamah dan dialog informal antar pimpinan cabang dan amal usaha. Harapannya, kegiatan seperti ini terus menjadi energi positif dalam menggerakkan Muhammadiyah sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna dakwah Islam yang berkemajuan
0 Komentar