Seminar Aisyiyah: Ketahanan Pangan Umat

Bukittinggi, 14 Juni 2025 – Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Bukittinggi menggelar seminar bertajuk “Ketahanan Pangan sebagai Pilar Kesejahteraan Umat” pada Sabtu, 14 Juni 2025 M/18 Dzulhijjah 1446 H, bertempat di Aula Panti Asuhan ‘Aisyiyah Putra Gantiang, Jl. Soekarno Hatta No. 99 F, Bukittinggi. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Cabang dan Ranting ‘Aisyiyah se-Kota Bukittinggi, Bundo Kanduang, Pembinaan Perempuan dan Anak Kota Bukittinggi, serta sejumlah tokoh masyarakat.

Acara dibuka oleh Dr. Fauzan, M.Ag, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bukittinggi, yang dalam sambutannya menyatakan,

“Ketahanan pangan bukan sekadar masalah konsumsi, tapi bagian dari jihad sosial yang membangun martabat umat melalui kemandirian dan kebersamaan.”

Dr. Rusyaida, M.Ag, Ketua PDA Bukittinggi, menekankan bahwa seminar ini merupakan respon konkret ‘Aisyiyah terhadap isu-isu struktural yang dihadapi keluarga.

“Perempuan bukan pelengkap dalam isu pangan, tapi pemain utama yang harus diberi ruang, ilmu, dan dukungan untuk berdaya.”

Tiga narasumber utama memberikan kontribusi pemikiran yang mendalam:

  1. Bu Yessi Endriani Ramlan dalam materinya “Peran Perempuan dalam Memperkokoh Ketahanan Pangan” mengatakan,
“Perempuan hari ini tidak cukup hanya tahu cara memasak, tapi juga harus tahu dari mana makanan itu berasal dan bagaimana mengamankannya untuk masa depan. Ketahanan pangan dimulai dari dapur yang cerdas dan hati yang tangguh.”
  1. Bu Nurna Eva, dengan tema “Tantangan Ekonomi Keluarga di Era Global”, menegaskan bahwa globalisasi menuntut adaptasi strategi ekonomi keluarga.
“Ibu rumah tangga hari ini adalah menteri keuangan keluarga. Mereka harus cerdas dalam mengelola pengeluaran, menabung, dan bahkan menciptakan peluang ekonomi berbasis rumah.”
  1. Prof. Dr. H. Ikhwan M, M.Ag membawakan materi “Urgensi Ketahanan Pangan Perspektif Ekonomi Islam”, menyampaikan,
“Islam tidak hanya mengatur ibadah, tetapi juga sistem ekonomi yang menjamin makanan halal, baik, dan terjangkau. Ketahanan pangan adalah tanggung jawab kolektif yang berdimensi spiritual dan sosial.”

Seminar ini mendapat sambutan hangat dari peserta. Salah satu peserta dari Ranting ‘Aisyiyah Aur Kuning, Ibu Leni Marlina, menyampaikan kesan positifnya:

“Saya merasa tercerahkan. Biasanya kita hanya fokus pada belanja dan masak, tapi hari ini saya sadar bahwa menjaga pangan itu juga bentuk ibadah dan tanggung jawab sosial.”

Peserta lain dari Bundo Kanduang, Uni Erlinda, menambahkan:

“Saya berharap seminar seperti ini berlanjut, karena perempuan di kampung perlu terus didukung untuk mengelola lahan, berwirausaha, dan memahami nilai-nilai Islam dalam urusan pangan.”

Diskusi berlangsung interaktif dan penuh antusiasme. Para peserta mengangkat berbagai isu lokal mulai dari keterbatasan akses bahan pangan sehat, naiknya harga kebutuhan pokok, hingga pentingnya kembali ke pangan lokal seperti singkong, jagung, dan sayur pekarangan.

Dengan semangat kebersamaan dan penguatan perempuan, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Bukittinggi berharap kegiatan ini tidak berhenti sebagai wacana, tapi menjadi pemicu gerakan nyata menuju kedaulatan pangan keluarga dan komunitas. Seminar ini menjadi langkah strategis menuju ketahanan pangan berkelanjutan yang berakar pada nilai Islam, kearifan lokal, dan solidaritas sosial