
Optimalisasi Shalat dan Pemberdayaan Umat di Isra Mi'raj 1446 H
Bukittinggi, 2 Februari 2025 - Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Bukittinggi telah menyelenggarakan peringatan Isra Mi'raj yang dikontekstualisasikan dalam bingkai persiapan menyongsong Ramadan 1446 H. Kegiatan yang berlangsung di Masjid Muhammadiyah Baitul Jalal, Kota Bukittinggi, ini mengusung tema "Kesempurnaan Ibadah Shalat sebagai Pilar Utama Kesuksesan Semua Amalan Kebaikan dan Urusan Kehidupan", menyoroti dimensi teologis shalat dalam konstruksi epistemologi Islam dan implikasinya terhadap kehidupan sosial-ekonomi umat.
Isra Mi'raj merupakan salah satu peristiwa fundamental dalam ajaran Islam yang tidak hanya meneguhkan keimanan, tetapi juga memberikan pelajaran mengenai pentingnya ketundukan kepada Allah melalui ibadah shalat. Dalam pengajian ini, Prof. Dr. H. Ikhwan Mitondang, M.A., yang merupakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat, bertindak sebagai narasumber utama. Dalam analisisnya, beliau mengelaborasi konsep shalat sebagai parameter kesempurnaan ibadah dalam Islam, baik dalam aspek individu maupun kolektif. Dengan pendekatan multidisipliner, beliau menguraikan korelasi antara keistiqamahan dalam shalat dengan keberhasilan spiritual dan material dalam kehidupan bermasyarakat. Beliau menekankan bahwa shalat tidak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang mampu membentuk karakter individu yang disiplin, berintegritas, serta memiliki etos kerja yang tinggi.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai komponen Muhammadiyah di Bukittinggi, termasuk Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) se-Bukittinggi, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA), serta unsur Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), serta para tokoh dan warga Persyarikatan Muhammadiyah. Partisipasi berbagai elemen ini mencerminkan soliditas struktural dalam mendukung visi besar dakwah dan pendidikan Muhammadiyah. Melalui pertemuan ini, diharapkan akan terjadi sinergi yang lebih erat antara seluruh elemen Persyarikatan dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing global.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bukittinggi, H. Gafnel, S.H., M.H., serta Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Bukittinggi, Dr. Rusyaida, M.A., ditekankan bahwa momentum Isra Mi'raj tidak hanya merefleksikan aspek ibadah ritual, tetapi juga menegaskan pentingnya transformasi sosial yang berbasis pada nilai-nilai Islam yang berkemajuan. Keduanya mengajak seluruh kader Muhammadiyah untuk menginternalisasi nilai-nilai spiritual ini dalam praksis sosial-ekonomi dan keilmuan. Mereka juga menekankan bahwa Ramadan harus dipersiapkan dengan penuh kesungguhan, baik secara spiritual maupun dalam dimensi sosial, agar dapat menjadi sarana peningkatan kualitas diri dan kontribusi umat Islam dalam pembangunan bangsa.
Sebagai bentuk konkretisasi dari semangat pemberdayaan, acara ini ditutup dengan peresmian Sekolah Wirausaha Aisyiyah, yang dirancang sebagai platform strategis bagi penguatan kapasitas ekonomi muslimah. Sekolah ini tidak hanya menawarkan pelatihan teknis dalam bidang usaha, tetapi juga pembekalan wawasan keislaman yang kokoh agar para peserta didik mampu menjalankan usaha yang berlandaskan pada prinsip ekonomi syariah. Peresmian ini dilakukan oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bukittinggi, H. Gafnel, S.H., M.H., sebagai bentuk sinergi antara agenda dakwah dan penguatan kemandirian ekonomi umat. Dengan adanya Sekolah Wirausaha Aisyiyah ini, diharapkan akan lahir generasi muslimah yang tidak hanya mandiri secara finansial, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi, sehingga mampu berkontribusi dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan penguatan spiritualitas melalui optimalisasi shalat dapat semakin terintegrasi dengan agenda pemberdayaan umat dalam menyongsong Ramadan. Selain itu, keberadaan Sekolah Wirausaha Aisyiyah diharapkan menjadi laboratorium sosial-ekonomi yang berorientasi pada pembentukan wirausahawan muslimah yang adaptif, inovatif, dan berdaya saing tinggi dalam ekosistem ekonomi syariah. Diharapkan pula bahwa kegiatan ini dapat menjadi model bagi komunitas Islam lainnya dalam menggabungkan aspek spiritual dan pemberdayaan ekonomi secara simultan, sehingga Islam semakin memberikan dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat.
0 Komentar