Panti Asuhan Aisyiyah/Muhammadiyah Bukittinggi Gelar Lomba Penyelenggaraan Jenazah: Sebuah Pendekatan Edukatif dalam Fardhu Kifayah

Bukittinggi, 11 Maret 2025 – Dalam rangka penguatan literasi keislaman berbasis aksi, Panti Asuhan Aisyiyah/Muhammadiyah Bukittinggi menyelenggarakan Lomba Penyelenggaraan Jenazah pada Ahad, 9 Maret 2025. Kegiatan yang berlangsung di Aula Panti Asuhan Putri Pasar Bawah ini bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, suatu momentum yang signifikan bagi umat Islam dalam meningkatkan kesadaran spiritual dan praksis sosial. Lomba ini diinisiasi oleh pengurus panti yang membawahi tiga institusi pengasuhan, yakni dua panti khusus putri dan satu panti putera. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan pengalaman langsung kepada santri dalam memahami aspek ritual Islam yang bersifat kolektif dan berorientasi pada pengabdian masyarakat.

Keberadaan para pemangku kebijakan dalam struktur Aisyiyah menjadi indikator penting atas signifikansi acara ini. Pimpinan Daerah Aisyiyah Bukittinggi, Dr. Rusyaida, M.A., turut hadir bersama Wakil Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Majelis Kesejahteraan Sosial (Kessos), Dra. Fatmawarniani. Hadir pula Ketua dan Sekretaris Majelis Kessos, Susilawati Z, S.Ag., dan Nofia Risye, S.E., yang memiliki peran strategis dalam memastikan implementasi program sosial-keagamaan yang berbasis partisipatif dan inklusif.

Dalam pidatonya, Dr. Rusyaida menyoroti pentingnya sinergi antara pengetahuan konseptual dan praktik dalam penyelenggaraan jenazah sebagai bagian dari fardhu kifayah. “Lomba ini bukan hanya sekadar kompetisi keterampilan teknis, tetapi juga wahana edukasi dalam membentuk generasi Muslim yang memahami dan menginternalisasi ajaran Islam dalam ranah praksis. Muhammadiyah dan Aisyiyah telah lama berkomitmen pada Islam berkemajuan, dan salah satu pilar utamanya adalah pemahaman yang mendalam terhadap aspek keislaman yang memiliki implikasi sosial,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Panti Asuhan Aisyiyah, Bunda Devi, menekankan dimensi pedagogis dari kegiatan ini. “Penyelenggaraan jenazah merupakan bagian integral dari kehidupan sosial-keagamaan yang harus dikuasai oleh setiap Muslim. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi anak-anak panti untuk tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengasah keterampilan praktis dalam menjalankan tugas kolektif yang memiliki konsekuensi sosial dan spiritual,” jelasnya. Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa panti asuhan tidak hanya berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi anak-anak yatim dan dhuafa, tetapi juga sebagai institusi yang berperan dalam membangun karakter berbasis nilai-nilai Islam.

Dari perspektif metodologi, lomba ini dirancang secara sistematis dengan pendekatan berbasis aksi (action-based learning). Tahapan lomba mencakup seluruh proses penyelenggaraan jenazah, mulai dari memandikan, mengkafani, menshalatkan, hingga menganalisis aspek fikih yang melandasi setiap praktik tersebut. Para peserta mendapatkan pendampingan langsung dari para ustaz dan ustazah yang memiliki kompetensi akademik dan pengalaman dalam bidang ini. Setiap sesi praktik diikuti dengan evaluasi kritis oleh tim juri guna memastikan pemahaman konseptual dan ketepatan teknis para peserta dalam menjalankan prosedur fardhu kifayah ini. Selain itu, pemahaman terhadap etika dan tata krama dalam pelaksanaan penyelenggaraan jenazah juga menjadi bagian integral dari asesmen.

Lebih jauh, kegiatan ini memiliki dimensi transformatif dalam membangun kesadaran sosial di kalangan santri panti asuhan. Melalui pemahaman mendalam mengenai fardhu kifayah, peserta diharapkan mampu menginternalisasi nilai-nilai empati, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial. Implementasi keterampilan ini di kehidupan nyata dapat meningkatkan peran mereka dalam komunitas, khususnya dalam membantu masyarakat menjalankan tugas kolektif yang memiliki signifikansi keagamaan.

Dari perspektif psikososial, kegiatan ini juga memiliki dampak positif dalam membangun rasa percaya diri dan solidaritas antar peserta. Salah satu peserta mengungkapkan bahwa pengalaman ini tidak hanya memperkaya wawasan keagamaan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri dalam berperan aktif di tengah masyarakat. “Kami merasa sangat bersyukur dapat mengikuti kegiatan ini. Ilmu yang kami dapatkan sangat aplikatif dan memberikan pemahaman lebih mendalam tentang pentingnya peran sosial dalam Islam,” ujarnya.

Di penghujung acara, diumumkan para pemenang lomba yang dinilai memiliki keterampilan teknis dan pemahaman konseptual yang mumpuni dalam penyelenggaraan jenazah. Para pemenang mendapatkan apresiasi berupa penghargaan sebagai bentuk pengakuan atas dedikasi dan komitmen mereka dalam menguasai ilmu fardhu kifayah ini. Lebih dari sekadar kompetisi, lomba ini diharapkan dapat menjadi instrumen strategis dalam menanamkan nilai-nilai kebersamaan, pengabdian sosial, dan kemandirian di kalangan santri panti asuhan.

Dengan adanya lomba ini, diharapkan anak-anak panti asuhan tidak hanya menguasai keterampilan teknis dalam penyelenggaraan jenazah, tetapi juga memahami dimensi sosial dan spiritual yang melatarinya. Kegiatan semacam ini diharapkan dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan keislaman di lingkungan panti asuhan sebagai bagian dari strategi dakwah Muhammadiyah dan Aisyiyah yang berbasis ilmu dan aksi. Lebih jauh, inisiatif ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi institusi pendidikan Islam lainnya dalam membangun generasi Muslim yang tidak hanya memiliki pemahaman keislaman yang kuat, tetapi juga memiliki kesadaran sosial dan tanggung jawab kolektif yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat